Belajar dari Bajak Laut | Prinsip Dasar Memahami

pirates Sebenarnya, apa sih arti dari penggunaan penutup satu mata seperti yang dilakukan para bajak laut? Apakah mereka mengenakan itu agar terlihat keren? Agar mereka terlihat garang? Apakah itu untuk menunjukkan kebuasan mereka? Kekasaran mereka? Apakah itu dipakai untuk menakuti penumpang kapal lain yang akan mereka rompak? Dan apakah-apakah lainnya.

Hari ini saya akan menerangkan pentingnya PEMAHAMAN. Pentingnya MEMAHAMI suatu MASALAH terlebih dahulu sebelum men-judge atau menjatuhkan keputusan. Pentingnya untuk mencari tahu alasan dibalik tindakan manusia (bahkan Tuhan), karena belajar memahami adalah salah satu cara keren untuk memperbesar konteks. Dan hari ini, kita akan belajar memahami semua kejadian baik yang merupakan akibat manusia, alam, dan Tuhan. Dan aku bertaruh, ini akan super keren!

Alasan utama mengapa bajak laut mengenakan penutup satu mata, dan alasan kenapa warna penutup mata itu hitam bukanlah karena mereka ingin tampil keren, alih-alih mengerikan. Yang mereka lakukan itu murni sains. Kabin kapal para pelaut jaman dahulu, apalagi para perompak tidak mengijinkan adanya lubang jika mereka ingin selamat dalam tiap upaya perompakan mereka.

Adanya lubang, apapun itu, meski hanya lubang ventilasi, bisa menjadi salah satu cara yang bagus bagi musuh-musuh mereka untuk menyelinap masuk dan membunuh kru mereka satu per satu ketika mereka tidur. Dalam kabin kapal, hanya boleh ada SATU PINTU MASUK dan SATU PINTU KELUAR. Tidak adanya lubang apapun, juga salah satu cara mencegah kebocoran kapal. Dengan hanya memiliki satu lubang, mereka akan lebih mudah menutup lubang itu tatkala badai datang, sehingga air hujan takkan membasahi bagian dalam kapal mereka.

Lalu Apa Guna Penutup Mata itu?

Dalam kabin sangatlah gelap. Tentu saja, karena lubang kedua tak diijinkan di sana. Sinar matahari pun tak mungkin menerangi keseluruhan kabin jika hanya diijinkan masuk lewat satu pintu masuk. Sementara, bagian dek (geladak) sangatlah terang. Tentu saja, itu bagian yang terkena sinar matahari terus menerus bukan?

Kita tahu bahwa ketika ada perubahan intensitas cahaya, dari gelap menjadi terang, maupun sebaliknya, mata kita akan mencoba beradaptasi. Dan sayangnya, proses adaptasi memerlukan waktu. Kita tak mungkin bisa langsung melihat di tempat gelap setelah menatap matahari selama minimal 4 detik. Mata kita butuh penyesuaian, dan penyesuaian butuh waktu. Sampai sini jelas ‘kan?

Penyesuaian membutuhkan waktu sebentar atau lama, tergantung perbedaan intensitas cahaya yang ada. Akan sangat merepotkan bagi para pelaut (apalagi perompak yang hampir bertarung setiap hari), jika harus menunggu sekitar 3 hingga 7 menit hanya untuk membiasakan mata mereka, kemudian mengambil barang di kabin.

Bayangkan saja, menyadari bahwa di depan ada musuh, pergi ke kabin untuk mengambil senjata lengkap, sebelum sempat mengambil, mengerjap-ngerjapkan mata dulu selama minimal tiga menit di dalam kabin yang gelap, baru setelah itu mengambil senjata, kembali ke dek, membiasakan mata dengan sinar matahari (merasakan sensasi silau-silau dahulu selama beberapa menit), baru kemudian menembak. Kalau begini caranya, bisa keburu MENINGGAL!

Bagaimana dengan memakai penutup mata di sebelah mata (umumnya mata kiri), biarkan mata kanan terbiasa dengan sinar matahari, sementara mata kiri terbiasa dengan kegelapan. Para perompak yang memakai penutup mata di salah satu matanya, akan turun ke kabin, membuka penutup matanya dan melihat jelas di dalam kabin tanpa perlu pembiasaan lagi. Ia akan mengambil senjata lebih cepat, menembak lebih cepat, membunuh lebih cepat, dan tentunya, menang dengan lebih cepat.

Berapa dari kita yang berburuk sangka pada para pelaut cerdas ini dengan mengatakan yang aneh-aneh mengenai penutup matanya? Mulai dari yang bilang keren hingga yang bilang kereng (sangar, mengerikan). Sekarang mulai mengerti apa yang aku maksud dengan memahami alasan dibalik tindakan terlebih dahulu?

Bila ada yang mengenakan tutup mata, bukan berarti ia ingin gaya, siapa tahu ia adalah bajak laut! Jika Tuhan menetapkan suatu keputusan yang kita rasa memberatkan, siapa yang tahu akibat dari keputusan itu kecuali Tuhan sendiri? Kita bukan dukun, alih-alih Tuhan. Daripada berciap-ciap, “Mengapa begini, oh... mengapa begitu...” lebih baik lakukan sesuatu semampu kita untuk memperbaiki keadaan bukan?

Saya percaya bahwa TIAP HAL BURUK yang TERJADI PADA KITA adalah AKIBAT DARI ULAH KITA SENDIRI. Jika kita menabrak pagar atau masuk got, yang salah bukan sepeda motornya! Apalagi pagarnya atau gotnya! Karena pagar dan got itu sudah ada terlebih dahulu daripada kita. Seharusnya KITA MENYALAHKAN DIRI KITA SENDIRI, dan dari sana mengambil kesimpulan, “Oh... seharusnya saya lebih banyak belajar menyetir, agar lebih sering ada di jalan dibanding di trotoar.”

Jadi ingat post saya yang temanya kira-kira ‘Membawa Payung Terlebih Dahulu Sebelum Hujan’. Silahkan baca sebagai pengingat mengenai menjadi manusia proaktif.

Sebagai penutup karena saya sudah ingin segera menutup post panjang ini,

SEGALA HAL ada KARENA SEBAB. Dan hal BURUK ADA karena ADA SEBAB BURUK. CARA TERBAIK menghilangkan atau menghindarkan HAL BURUK YANG AKAN TERJADI PADA KITA adalah DENGAN BERHENTI MENJADI SEBAB BURUK bagi ORANG LAIN.

Camkan ini, tanamkan di hati, ANDA TAKKAN DIBENTAK IBU-IBU jika sebelumnya ANDA TAK MEMBENTAK ANAKNYA.

Sekian dari saya, perut dan kepala saya sakit sekali hari ini, mungkin karena nasi goreng nasi pagi. Pokoknya stay tune terus di Alam*Pintar, dan post selanjutnya adalah mengenai berhenti menjadi newbie dan beberapa isi. Karena sudah dua minggu ini saya membicarakan mengenai konteks dan saya rasa sudah cukup bahasan saya mengenainya. Lagipula, sudah banyak yang menantikan tips trik langsung.

Salam Pintar!

Mulai sekarang, AlamPintar akan update tiap EMPAT HARI sekali. Jika Anda terlalu sibuk untuk mampir, setidaknya pastikan untuk SELALU BACA artikel keren kami via email. Klik di sini untuk Langganan via E-mail!

Anda diperkenankan MENYALIN tulisan di AlamPintar.org selama menyebutkan SUMBER dan mencantumkan LINK menuju blog ini. Kerugian yang disebabkan karena anda secara salah mengikuti apa yang saya tulis di sini di luar tanggung jawab saya sebagai penulis.