Senyum Dulu atau Bahagia Dulu? | Prinsip Melayani

Ikon Wajah BahagiaJadi teringat pada saat itu. Hari Minggu itu, setelah meregangkan tubuh sebentar selepas bangun tidur, aku menyadari bahwa aku ditinggal ortu. Ada uag di laci tengah dan aku sudah diberi pesan untuk tidak menyalakan kompor. Jadi, aku ke alun-alun untuk mencari makan.

Sebenarnya jarak rumah ke alun-alun nggak jauh. Tapi karena dasarnya memang malas jalan, saya ambil motor, meski harus repot dulu, dan ngebut ke sana. Pagi hari di alun-alun tak terlalu sepi. Mungkin banyak yang belum bangun setelah menikmati malam minggu bersama orang-orang terkasih.

Aku sampai ke warung soto. Pagi-pagi paling enak makan soto lamongan ‘kan? Aku masuk ke warung berpenghalang kain itu, “soto satu...” Ujarku. Aku menyiapkan komik untuk bekal menanti soto. Benar dugaanku, pagi-pagi seperti ini, warung soto ini lumayan ramai. Beruntung aku masih dapat tempat duduk di depan si penjual.

Ada yang menarik perhatianku, si penjual soto ini, terlihat kurang antusias melayani pembelinya. Kerasa deh atmosfernya. Tiap orang, termasuk aku, tak ada interaksi sama sekali dengan penjual. Si penjual menjalankan tugasnya, yaitu menjual soto, tak lebih. Ketika menaruh mangkuk soto di hadapanku, ia langsung menaruhnya. Aku mengambil kecapku sendiri, sambalku sendiri, kerupukku sendiri. Bukannya tak ingin meminta langsung. Tapi, wajah sang penjual mengatakan, “Jangan dekati aku atau kubunuh kamu...”

Sorenya, aku lapar lagi. Aku malas keluar rumah, jadi aku putuskan untuk telpon 14045. Telponku disambut dengan suara yang enak didengar, dan meski menawarkan adalah salah satu teknik marketing McD (bernama cross selling) yang aku tahu dan aku kena, aku tak merasa rugi. Toh, mereka menawarkan dengan friendly, aktif, dan bersahabat. Tipenya sama lah seperti penjual kacang di postingan mas Ardy.

Dan meski aku habiskan 43 ribu rupiah sekali makan (yang notabene 500% lebih mahal daripada sarapanku tadi) untuk aku seorang, aku merasa lebih senang telpon McD daripada ke warung soto itu lagi.

Bagaimana dengan anda? Anda senyum dulu kepada customer dengan keramahan anda, kemudian sukses menjadi waralaba terbesar di dunia seperti yang dicontohkan oleh McD, atau anda menunggu bahagia dan sukses dari warung soto baru kemudian tersenyum pada pelanggan anda?

Obama lebih sering tersenyum daripada calon presiden lain yang merupakan kompetitornya dan berkat itu, ia terpilih menjadi presiden Amerika sekarang. Jadi, kenapa tidak memilih senyum dulu? Menjadi bahagia itu bukan rocket science. Bukan popular science seperti yang Stephen Hawking tekuni. Itu hanya masalah pikiran.

Apa yang membuat anda bahagia? Uang yang banyak? Kendaraan mewah? Orang terkasih yang selalu ada setiap hari? Orang tua yang mengerti apa mau kita?

Bukannya KITA yang MERASAKAN KEBAHAGIAN ITU? Jadi kenapa letakkan KEBAHAGIAAN itu kepada orang lain? Ga peduli rumah saya mau dirampok, uang saya mau habis tak bersisa, pacar saya mau putus, orang tua saya meninggal.

Saya SEHARUSNYA BAHAGIA ketika SAYA MEMUTUSKAN UNTUK BAHAGIA! Kapanpun, dimanapun!

Jika anda sudah punya kebahagiaan seperti itu, apalagi yang membuat anda tak bahagia? Tak peduli serepot apapun anda dengan pekerjaan rumah anda, urusan anak anda, hutang anda, ketika anda memutuskan untuk SELALU BAHAGIA, anda bisa menjual soto sambil TERSENYUM! Dan tentunya efek samping dari hal ini adalah warung soto anda semakin laris dan hutang anda akan lebih cepat lunas.

Lagipula, daripada NUNGGU BAHAGIA kemudian SENYUM, bukannya lebih baik SENYUM DULU kemudian SUKSES DAN BAHAGIA kemudian SENYUM LAGI?

Jadi, LAYANI siapapun dengan senyum. Entah itu orang lain, pekerjaan, apapun itu! Tukul Arwana pernah mengatakan, “Cintai pekerjaanmu maka pekerjaanmu akan mencintaimu.” Dan sebagai entertainer yang pekerjaannya melayani orang, Tukul benar-benar melayani orang lain dengan baik sehingga kini orang lain mencintainya, yang secara tak langsung membuatnya semakin kaya.

See? Mulai dari BAHAGIA, maka kau akan berakhir BAHAGIA.

Sekian post saya kali ini. Terima kasih atas segala support dan dukungan yang telah anda berikan kepada saya. Baik yang melalui email maupun yang langsung ke kotak komentar. Saya senang dan bahagia ketika menulis dan reaksi kalian terhadap tulisan saya benar-benar membuat saya lebih bahagia lagi.

Seperti biasa, saya tak bisa pastikan post untuk besok mengenai apa. Tergantung yang terlintas di benak saya. Pokoknya, selalu pantengin Alam*Pintar agar selalu update dengan tulisan saya. Akhir kata, Salam Pintar!

Post ini terinspirasi kejadian yang saya alami ketika saya ditinggal orang tua sendirian di rumah. Saat liburan, ketiga adikku ingin liburan semuanya. Sementara saya ada proyek dengan teman, jadi terpaksa nggak ikutan. Orang tua jelas menemani mereka ke Pacitan (tempat kakek merangkap tempat liburan), jadi, sebagai anak tertua, aku harus rela ditinggal sendirian. Tapi ya ga papa, toh aku ditinggali setengah juta untuk hidup... hehehe....

Mulai sekarang, AlamPintar akan update tiap EMPAT HARI sekali. Jika Anda terlalu sibuk untuk mampir, setidaknya pastikan untuk SELALU BACA artikel keren kami via email. Klik di sini untuk Langganan via E-mail!

Anda diperkenankan MENYALIN tulisan di AlamPintar.org selama menyebutkan SUMBER dan mencantumkan LINK menuju blog ini. Kerugian yang disebabkan karena anda secara salah mengikuti apa yang saya tulis di sini di luar tanggung jawab saya sebagai penulis.