Mampir ke Blog ini harus Senyum!!!

"Apa, tetep nggak mau senyum??? Senyum ga! Ayo, senyum ga! Kalo ga mau senyum, ku gelitikin, lho...", Ujarku yang kesal dengan Anda...

"Aku tahan digelitikin, kok! Gelitikin aja, aku gak bakalan senyum!!!" Ujar anda membalas...

"Wah, bandel nih orang! Kamu ga bisa dikerasin, ya? Okay, apa deh yang harus kuberikan agar kamu mau senyum?" Aku mencoba melunakkan hati anda...

"Emang apa untungnya senyum? Kalo dengan senyum, aku dapet uang, aku mau deh senyum...", Jawab anda membuatku tak bisa berkata-kata lagi...

Eeekh! Aku berpikir keras untuk tidak kalah dari debat kusir ini, "Ta-tapi, aku bisa bayar sesuatu yang lebih daripada duit, lho!"

"Benarkah.....", Ujar anda tidak yakin setengah mengejek.

"Tentu saja benar!!!" Sepertinya aku mulai jengkel dengan anda...

"Buktikan! Beri aku alasan kenapa aku harus senyum!"

"Mi-misalnya saja... dengan senyum, kau bisa terlihat lebih menarik! Berapa uang salon yang bisa anda hemat jika dengan senyum saja, kau bisa tampil lebih menarik!"

Anda tersenyum sinis, "Anjingku juga bisa tersenyum, tapi itu tak membuatnya lebih menarik daripada aku...",

"Tapi setidaknya, dengan senyum, anjingmu terlihat lebih menarik, kan? Dengan tersenyum, anjingmu lebih tampak seperti kamu, kan?" Jawabku dengan senyum menyungging.

"Bullshit! Lagipula, anjing tidak bisa senyum!"

"Nah, itu tau sendiri, kamu membohongiku!"

"Sudahlah! Coba berikan aku bukti lain atau alasan yang lebih bisa kuterima...."

Aku kembali berpikir sejenak, "Senyum itu menghilangkan stress!"

"Nonsense!"

"Dengarkan dulu! Ketika kamu stress, wajahmu pasti akan menampilkan mimik cemberut, marah, lelah, dan bosan. Senyummu menetralkannya! Apalagi jika kau punya kepribadian seperti ini..."

"Kau menghinaku, tak ada yang salah denganku!"

"Kau tidak senyum! Itu masalahmu!" Jawabku tegas.

"Aku belum puas... beri aku alasan lain..."

"Okay... senyum mengubah perasaanmu."

"Benarkah...", Anda mulai ragu untuk tidak senyum.

"Ayo, senyumlah....", Ujarku menggoda.

Meski dengan canggung, anda mulai tersenyum...

"Tuh, kan? Apa yang kita rasakan ketika kita tersenyum, kau merasa lebih baik sekarang?"

"I-iya sih..."

"Lagipula, anda terlihat lebih cantik jika tersenyum...",

"Bah, gombal...", Anda mulai tertawa kecil.

Aku mengambil secarik kertas dan bolpen. "Coba gambar orang tersenyum, simpel aja... Dibaliknya, gambar orang sedang cemberut. Bandingkan, mana yang labih kamu suka..."

Anda melakukan apa yang kuperintahkan, "Tentu saja aku lebih suka yang sedang tersenyum..."

"Tuh kan, kamu mengatakannya karena ia lebih cantik, bukan?"

"Hihihihi.... iya juga, ya... Hmmm.... apa hanya ini manfaat senyum?"

"Mari kita lihat.... Senyum sepertinya juga menurunkan tekanan darah...", Tebakku.

"Bagaimana bisa?"

"Aku tak sekedar menebak, tahu... coba sendiri... periksa denyut nadimu ketika kau senyum dan ketika sedang cemberut. Aku berani bertaruh, tekanan darahmu pasti lebih rendah ketika kau senyum, benar kan?"

"Be-benar! Bagaimana bisa?"

"Tehehehehe.... tak hanya itu... senyum juga melepas endorphin."

"Endorphin? Apa itu?"

"Kamu pernah menangis karena suatu hal? Jatuh atau karena nilaimu buruk misalnya? Jika kamu menangis, apa yang kamu rasakan setelah menangis? Perasaan lega atau rasa sakit yang ada berkurang bukan?"

"Iya!!! Kenapa itu bisa terjadi?!"

"Hahaha... itu karena endorphin yang dilepas oleh otakmu. Ia mematikan rasa sakit dan menenangkan pikiran. Semacam pemati rasa alamiah, lah.... Endorphin keluar dalam beberapa kondisi, ketika kamu menangis, atau ketika kamu tersenyum..."

"Wow... wow... benarkah?"

"Tentu saja benar! Tapi aku tak bilang bahwa, terus-terusan menangis itu baik, lho, ya... Yang terbaik adalah dengan tersenyum..."

"Yup... Aku mulai menyenangi senyum sekarang!"

"Tak hanya itu, kamu tahu 'senam wajah'?"

Anda mengusap dagu anda seraya berpikir, "Semacam olahraga ringan untuk membuat wajah terlihat awet muda itu kan?"

"Benar! Dan tahukah kamu jika senyum itu cara kerjanya sama dengan 'senam wajah'?"

"Aku tak pernah mendengarnya, tapi setelah sejauh ini, sepertinya aku akan mempercayainya..."

"Eiits... ada alasannya kok, senam wajah itu menggerakkan otot-otot wajah yang kaku, agar tidak lembek dan menjadikan wajah keriput. Apa kamu kira senyum itu tidak membuat otot wajahmu bergerak?"

"I-iya juga, ya!"

"Selain itu, senyum membuatmu kelihatan sukses! Betul tidak?"

"Iya! Benar! Biasanya hanya orang yang berhasil dalam hidupnya yang senyum. Aku tak pernah melihat orang yang sedang gagal tersenyum."

"Hahahaha.... beberapa menit yang lalu, kau masih melawanku, lho... aku tak percaya kau berubah haluan secepat ini." Aku mencium bau kemenangan, "Ternyata benar jika senyum itu menular..."

"Menular?"

"Kau baru mau tersenyum setelah aku juga sering tersenyum 'kan? Itu kenapa aku bilang senyum itu menular..."

"Kamu benar... aku juga mau menularkannya ah... sepertinya tersenyum juga membuatku berpikir positif."

"Maksudmu?"

"Iya... ketika aku tersenyum, aku tak bisa berpikir selain 'hidup itu anugrah'. Hahahaha.... terima kasih telah memaksaku tersenyum....", Ujar anda bahagia. Sedetik kemudian anda pun mesam-mesem membaca postingan yang aneh ini...

Jadi, Senyum ya! Wajib hukumnya jika mampir ke blog ini!

Mulai sekarang, AlamPintar akan update tiap EMPAT HARI sekali. Jika Anda terlalu sibuk untuk mampir, setidaknya pastikan untuk SELALU BACA artikel keren kami via email. Klik di sini untuk Langganan via E-mail!

Anda diperkenankan MENYALIN tulisan di AlamPintar.org selama menyebutkan SUMBER dan mencantumkan LINK menuju blog ini. Kerugian yang disebabkan karena anda secara salah mengikuti apa yang saya tulis di sini di luar tanggung jawab saya sebagai penulis.