Iklan Rokok yang Baik dan Benar....

Ketemu lagi…. Meski speedy mati, kreasi jangan berhenti bro! Fiuuuuh… okay… hari ini, aku mau sedikit show-off akan kepiawaianku sebagai seorang yang kreatif dan cerdas. (Narsis banget! Anak siapa sih ini?!) Tehehehe… relaks bro! Gimana lagi, cita-citaku ‘khan jadi entrepreneur, kalo nggak cerdas dan kreatif bisa berantakan, donk! Hari ini ada sedikit show-off mengenai kemampuanku menjual dan membuat iklan, nih! Lanjut? Lanjut donk!

Jika saya ditanya, “Apakah anda orang yang kreatif?”

Saya akan jawab, “Saya itu orangnya kreatif sekali… sungguh! Saya nggak bohong! Jika semisal saya nanti membuat perusahaan rokok yang bermerk ‘Syamsul’ gitu misalnya. Saya yakin, rokok seperti Dji Sam Soe, Wismilak, Sejati, dan apalah namanya itu, bakal kalah telak dengan rokok baru buatanku ini. Mereka akan kehilangan pelanggan mereka karena dari segi ide, topik, dan kreatifitas, iklan saya akan lebih menarik perhatian dibanding iklan-iklan rokok yang ada sekarang ini.”

Hmmmm…. Dari sini kelihatannya saya sok sekali, ya? Okay, saya bisa buktikan! Saya tulis ‘kok, ide iklan rokok saya di postingan ini!

Anda tahu nggak sebenarnya iklan-iklan rokok yang ada sekarang ini, bukan meng-iklankan rokok. Tak heran jika iklan-iklan rokok sekarang, akan kalah jika dibandingkan dengan iklan rokok buatanku. Kenapa saya berani bicara begitu? Tentu saja! Kalau nggak percaya, lihat aja sendiri. Saya paling gemes itu sama iklan rokok 'Sejati', itu iklan tidak menjual rokok! Iklan rokok terjelek yang pernah saya lihat! Atau iklan rokok 'geng hijau' yang isinya tiga sekawan yang saling bantu-membantu, itu juga contoh iklan rokok yang buruk!

Kenapa itu buruk? Okay, saya jelaskan. Lihat iklan rokok ‘Sejati’, itu lebih cocok seperti iklan layanan masyarakat yang isinya, “Jadilah orang yang cerdas dan kreatif, pandang suatu masalah dengan pandangan ‘memberi solusi’, serta bekerjalah dengan hati. Kesuksesan akan mengikutimu.” Bah! Iklan kayak gitu 'mah cocoknya iklan seminar kepemimpinan, atau kewirausahaan!

Sementara iklan rokok “Geng Hijau” itu isinya mengenai persahabatan. Itu ‘mah bukan iklan rokok atuh! Karena pesannya kira-kira begini, “Sahabat sejati adalah hal berharga yang bisa menyelesaikan semua persoalan kita.” Atau, “Sahabat sejati adalah orang yang setia menolong kita, segenting apapun keadaannya.” Kalo iklannya kayak gini, mana rokoknya bisa terjual?! Gak ada 'rokok-rokok'nya sama sekali tuh!

(Ngomong besar terus aja loe! Buktiin iklan rokok lu, Lam!) Easy boy... Lihat kalo iklan rokok buatan saya. Action!

Di suatu hari yang terik, ada seorang laki-laki berumur 32 tahun. Ia hitam, dengan kuku menguning, dan tubuh kurus. Bibirnya dan giginya hitam, jika ia mengangkat lengannya ke atas, lengannya tak bisa diam atau terus bergetar. Suaranya parau, sesekali terbatuk-batuk... (Ini nih artis rokok yang sebenarnya, keren ga artis gue, huh?)

Ia bernama XYZ, hari ini, ia sedang menghabiskan rokok ke 47-nya.

"Fuuuh.... Enak bener....", Ia hembuskan asap rokoknya ke wajah istrinya. Tak tahan karena berkali-kali di begitukan, sang istri mengambil sapu ijuk, dan mengayunkannya berkali-kali ke wajah XYZ, "Makan tuh rokok! Enak bener kan? Enak kan?!"

Lalu XYZ ditinggal dalam keadaan penuh memar.

"Awas loe... gak gua kasih duit buat makan lo! Gua bales lo!" XYZ menyumpahi.

Di hari yang lain, ia terlihat sedang memeriksa bungkus rokoknya, "Wah... jatah gua hari ini habis nih...", kemudian ia pergi menemui istri tersayangnya.

"Mama... ada 5 ribu perak gak? Buat beli rokok nih..."

"Gak ada kalo laper makan sono!"

"Gua mending rokok 'dah daripada nasi! Lima ribu 'napa!?"

"Dah habis suami bego!! Lu lupa ya? 3/4 gaji lo itu buat rokok lo, kan? Untung anak lo gak sampe lu jual buat beli rokok!"

Sambil berkacak pinggang, XYZ berujar, "Lo gak respek sama suami lo... lo itu uhuk-uhuk! Istri yang... UHUK-UHUK.... yang... OHOK-OHOK!!!..."

"Dah selesai ngomongnya?" Sang istri langsung meninggalkan XYZ yang terduduk lemas dan sibuk dengan batuknya.

Karena ditolak mentah-mentah sama istrinya, ia mencari puntung rokok di jalanan...

"Bang-Bang... merokok ga baik buat kesehatan lo Bang..." Ujar anak SD yang kebetulan lewat.

"Lo anak kecil tau apa? Gua ngerokok dan gua masih sehat tuh!! Sok tahu lo... uhuk-uhuk... EHEK-EHEK!!"

"Iiihhh... Abang bodo deh... Di dunia ini emang ada beberapa hal yang gak bisa dilihat dengan mata bang... Abang bisa lihat angin? Perokok itu bodo, ya..."

"Sialan lo anak kecil! Nantangin gue ya? Lo gak tau ngomong sama siapa, ya?"

"Taulah... Sama perokok 'kan?" Bocah SD memandang dengan pandangan lugu.

XYZ memasang kuda-kuda ia berikan pukulan terbaiknya, "Makan nih!" Pukulan tepat mengenai wajah si bocah SD.

PUFFF... Suara pukulan XYZ. "Abang? Abang ngajakin berantem? Saya disuruh makan apa?" Si bocah SD tak terlihat kesakitan seperti habis dipukul.

"Lo bocah sakti juga, ya?! Kali ini beneran!!! Ciaatt!!!" Sebuah pukulan kembali dilayangkan dan mendarat ke perut bocah SD.

Karena pukulan tadi, si bocah sepertinya marah, "Geli abang! Abang gak tau ya, saya beneran gak suka digelitikin?" Dan si bocah membalasnya, BUAAGGHH!!!

Pukulan tepat mengenai rahang. Dan rokok yang terselip di mulutnya tertelan...

"NNGGGHHH..." Sepertinya itu suara penderitaan. Leher XYZ terputar ke belakang. Matanya berkunang-kunang... Knock-Out!!!

"Whoaaa.... Abang ga pa-pa, 'kan? Gak sakit 'kan bang?" Si bocah terlihat amat cemas. Ia takut abang itu roboh, karena jika si abang roboh, itu akan jadi pembunuhan pertamanya.

"Huagh! Uhukh-Uhukh... Ekkkkkkh!!! OHOK-OHOK!!!" Batuk XYZ karena rokok yang ditelannya tadi sudah dinyalakan. "Ghak pha-pha lah... OHOK-OHOK!!! Masa' dipukul kamu aja gua kalah..."

Bocah SD manggut-manggut... "Benar juga, ya... aku kan baru 3 hari masuk SD, tentu bukan tandingan Abang lah... Sory ya bang... nih, ada permen pelega tenggorokan..." Ujar sang bocah tulus.

XYZ melongo mendengar pengakuan sang bocah, "Eh-mhang umhurnya bherapa, Hoek-Hoekh... dek?" Tanyanya dengan wajah yang terlihat semakin pucat.

"Empat hari lagi, genap 6 tahun, bang!" Jawab bocah gembira... "Dadah abang..."
Sambil melambaikan tangannya, XYZ berujar lemas, "Dhadah juga...." Dan setelah sang bocah pergi, tiga detik kemudian XYZ pingsan.

Gimana iklan rokokku? Dijamin bakal banyak yang beli deh dengan iklan seperti ini. Ini adalah jiwa perokok! Yang gak pernah ngerokok gak bakalan ngerti deh! Wuhuuu.... hidup, perokok!!!!

Mulai sekarang, AlamPintar akan update tiap EMPAT HARI sekali. Jika Anda terlalu sibuk untuk mampir, setidaknya pastikan untuk SELALU BACA artikel keren kami via email. Klik di sini untuk Langganan via E-mail!

Anda diperkenankan MENYALIN tulisan di AlamPintar.org selama menyebutkan SUMBER dan mencantumkan LINK menuju blog ini. Kerugian yang disebabkan karena anda secara salah mengikuti apa yang saya tulis di sini di luar tanggung jawab saya sebagai penulis.