Tekun Bukan Pangkal Kesuksesan... Sumpah!

hard-times Dua tahun yang lalu, saya getol sekali dengan yang namanya internet marketing. Saya mulai membuat blog keren ini, menarik pengunjung, dan memonetisasinya. Perlahan, saya sadar... apapun yang saya lakukan untuk memonetisasi blog ini, hasilnya tak akan membuatnya saya bermain di liga besar. Iklan dari blog motivasi dengan visitor kurang dari 200 perhari tak akan begitu banyak.

Hm... jika blog tak akan bisa optimal, saya mulai cari cara agar bisa dapat hasil lebih banyak. Nah, seperti Anda sekarang (mungkin), saya mulai main affiliasi. Beli produk ini itu, dan menjualnya lagi. Tak jarang saya cari barangnya dulu yang dibajak dan ditaruh di warez untuk saya lihat-lihat. Jika benar-benar bagus, saya promosikan ke teman-teman via blog, kalau nggak yah... bergumam dalam hati, "untung kagak jadi beli itu..."

Terkadang juga pakai sarana iklan baris gratis. Afiliasi memang mudah karena tak usah buat produk, tapi... saingannya RIBUAN. Setelah baca blue ocean strategy, saya mengerti bahwa menjadi affilater akan sangat sulit jika saya tak bisa menciptakan nilai tambah. Sementara saya yang dulu, ngerti apa mengenai materi internet marketing yang bisa dijadikan nilai tambah? Hasilnya ya... sekali lagi... receh...

Hingga akhirnya saya mulai mempelajari cara membuat e-commerce. Saya buat kesepakatan dengan distributor sepatu futsal di daerah Jawa Barat, yang intinya mengatakan bahwa saya buat toko onlinenya, ia mengurusi shipment, pembelian, dan lain-lain. Saya tak mau jadi pekerja lepas jadi saya memilih untuk tak dibayar, namun dapat komisi tiap sepatu terjual. Setelah tokonya jadi, kami mulai berkhayal mengenai jalan-jalan di Bali jika bisa dapatkan sepuluh juta pertama. Namun, pesawat yang lepas landas dengan sangat mulus itu jatuh di tengah penerbangannya. Site kurang terurus, dan akhirnya... kembali gagal.

Saya tak menceritakan kisah ini untuk membuat Anda tertawa mengenai kepayahan saya. Saya menceritakan kisah memalukan ini karena saya ingin meneriakkan kepada Anda bahwa, BISNIS itu GAGAL bahkan sebelum BISNIS ITU ADA.

Ketika saya menciptakan bisnis untuk diri saya, saya tidak memikirkan bagaimana cara saya mengembangkan bisnis saya itu. Saya tidak memikirkan bagaimana saya bisa terus menjalankan bisnis saya itu, meskipun saya tak ada lagi di dalamnya. Padahal saya sadar sekali bahwa saya masih bersekolah dan saya tak bisa selamanya di depan komputer, dan menjalankan bisnis saya. Saya butuh waktu untuk sekolah, istirahat, dan bisnis ini. Dan karena tak pernah saya rencanakan sebelumnya, bisnis ini tak akan pernah berhasil.

Apa bisnis ini gagal karena saya tidak membuat toko online yang bagus? Tidak... saya punya toko online keren, berwarna hijau rumput dan template bertema sepak bola, dengan sistem yang cukup terotomatisasi. Apa affiliasi saya gagal karena saya kurang rajin promosi di iklan baris? Oh... bukan. Saya men-copy dan mempaste konten iklan ke 35 situs iklan baris per hari di sisa waktu saya. Saya tahu untuk ukuran pelajar, saya cukup tekun...

Tapi, saya tetap gagal… Kenapa? Karena saya tidak membuat bisnis saya itu berhasil pada awalnya. Jika saya tak menggunakan otak saya pada awalnya, maka saya sedang membuat kapal bocor. Dan jika saya membuat kapal yang bocor, saya harus kerja keras menimba airnya keluar setiap saat agar kapal itu tidak tenggelam. Hingga akhirnya saya tiba pada batas saya dan kapal itu tenggelam... bersama dengan saya. Ironis? Banget...

Jika ada teman curhat via ym, "Saya punya rencana begini, saya punya rencana begitu...." dan akhirnya tak berjalan, tak berkembang, dan gagal. Saya tahu pasti bahwa si 'teman' sejak awal merancang bisnis yang gagal. Dan karena ia merancang bisnis yang gagal, tentunya bisnis itu tak akan berhasil, meski ia bekerja keras di dalamnya.

Saya yang masih muda ini selalu tertarik dengan produk atau peluang yang bagus. Saya yakin Anda juga. Fokus saya adalah menyempurnakan. Hal itu bagus, tapi jika saya TIDAK juga berfokus pada sistem, pemusatan, pendelegasian, pengembangan, perawatan, pemasaran, dan lain-lain, MAKA bisnis itu adalah bisnis yang saya RENCANAKAN untuk GAGAL.

Hm... sudah ada gambaran sekarang mengenai cara membuat bisnis yang sukses? Masih agak gamang? Hahaha... saya belum bisa bicara banyak. Toh saya juga belum seratus persen mempraktekkan ilmu yang ini. Harus saya tes dulu seluruhnya, dan jika benar-benar berhasil, baru saya bagi untuk Anda.

Setelah cita-cita saya masuk UGM kesampaian, saya akan mulai aktif lagi di sini. Dan jika saya kembali aktif, saya akan coba untuk bagikan pengalaman otentik saya mengenai bisnis online. Jadi, mohon doanya yah agar saya bisa masuk UGM. Hehehe.... (ujung-ujungnya ada maunya).

Semoga post ini bermanfaat bagi Anda dan saya yang tengah hiatus. Saya tak bisa janjikan kapan post selanjutnya akan datang, jadi langganan feed biar tak kelewatan post dari saya, dan Salam Pintar!

Mulai sekarang, AlamPintar akan update tiap EMPAT HARI sekali. Jika Anda terlalu sibuk untuk mampir, setidaknya pastikan untuk SELALU BACA artikel keren kami via email. Klik di sini untuk Langganan via E-mail!

Anda diperkenankan MENYALIN tulisan di AlamPintar.org selama menyebutkan SUMBER dan mencantumkan LINK menuju blog ini. Kerugian yang disebabkan karena anda secara salah mengikuti apa yang saya tulis di sini di luar tanggung jawab saya sebagai penulis.