Petualangan di Unair! (Diary Anak Beruntung part 1)

Hmm.... hm... hm....

Mau posting apaan, yah.... ada banyak pikiran berkecamuk di kepalaku nih..... huehuehue...... Memilih untuk nulis mengenai ilmu, pamer, pengembangan diri, atau.... humor..... Fiuh... dilema banget deh....

Akhirnya, aku menemukan satu pemecahan yang paling baik. Yaitu dengan menulis saja semuanya!

Tentunya, dengan kategori 'pamer' terlebih dahulu..... Tehehehehe...

Mengerti 'kan, kemarin Sabtu apa yang telah kulakukan... benar! Aku ke Unair! Ada Technical Meeting di sana. Technical Meeting SimBiz. Lomba sebenarnya akan diselenggarakan hari Senin besok. Aku mohon do'anya, yah... karena tanpa do'a kalian... aku benar-benar nggak bisa apa-apa.... hihihihi....

Nah, kemarin adalah perjalanan panjang ke sana. Kita lewati saja bagian perjalanan yang membosankannya. Langsung ke bagian paling serunya....

Sesampainya kami ke Unair, kami langsung di guide menuju lantai 2 ruang 1. Di sanalah Technical Meeting-nya berlangsung. Kami mengkonfirmasi kedatangan kami. Mencek nama tim kami, tanda tangan, memperlihatkan kwitansi pembayaran, dan akhirnya... masuk ke ruang pertemuan.

Aku tak tahu apa yang kulakukan, pokoknya waktu itu... entah kenapa aku seperti terseret dan masuk sendirian. Aku meninggalkan rekan satu timku. Mengerti bahwa yang sudah masuk tak bisa kembali, aku akhirnya memuuskan untuk cari tempat duduk. Ukh! Tempat duduknya sudah hampir penuh semua.... Tapi ada satu slot kursi kosong, di sebelah bapak-bapak. Nggak tahu kenapa, pikiranku berpikir bahwa aku harus duduk di sebelah orang itu!

Aku duduk di sebelahnya... Aku menganggukkan kepalaku sambil tersenyum padanya. Kemudian duduk di sebelahnya.

"Saya perwakilan anak saya, lho dek... saya tidak mengikuti lomba. Anak saya sedang saya wakilkan." Ujar bapak itu tiba-tiba. Aku menoleh ke arahnya kemudian tersenyum.

"Saya tahu kok, pak... Nggak mungkin ada anak SMA setua bapak..." Jawabku sambil tertawa kecil. Bapak itu ikutan tertawa... hihihi... Aku tahu, menjadi yang paling berbeda di suatu tempat itu sangat nggak enak. Ia duduk sendirian, pasti membosankan. Tugasku adalah membuat orang-orang seperti itu tertawa dan menghilangkan rasa bosan mereka.

Hingga kahirnya, kita ngobrol banyak. Saya tahu bahwa dia tinggal di Trenggalek, dia menjabat sebagai pegawai di pemda, tahu bahwa dia aslinya asli Sidoarjo, tempat tinggal sekarang, dan bahwa dia dulu adalah alumni SMA Negeri 1 Sidoarjo! Tahunnya saya lupa... Dan satu lagi, dia adalah alumni Unair juga, jurusan fakultas Hukum. Hihihihi... kebayang nggak betapa akrabnya kita sampai aku bisa tahu sedemikian banyak.

"Anak bapak yang bapak wakilkan perempuan atau laki-laki?" Tanyaku...

"Oh... perempuan dek. Dianya sedang ulangan. Makanya, nggak bisa datang. Kemudian dia telpon ke saya, minta diwakilkan. Waduh... Trenggalek - Surabaya padahal 'kan empat jam dek. Tapi, karena bener-bener kepepet, akhirnya saya luangkan waktu ke sini." Jawabnya panjang lebar.

"Saya sebenarnya juga ulangan matematika, loh Pak... Tapi, gurunya saya rayu, jadi bisa ulangan hari Selasa....", Ujarku sambil ketawa... kami berdua ketawa lagi....

"Iya-yah dek ya.... Seharusnya 'kan memang diberi keringanan bagi siswanya. Gurunya adek baik, yah...."

"Iya sih pak... tapi, ngerayunya juga harus jauh-jauh hari. Kalo tiba-tiba... tentu saja nggak mau lah gurunya. Saya juga nggak mau. Nanti saya ketinggalan ulangan donk."

Ia pun manggut-manggut... "Harus jauh-jauh hari yah dek... bener itu..." dan pembicaraan kami terus berlanjut.... Kita membicarakan lapindo, lumpur porong, korupsi, pasar turi, banyak deh.... Pokoknya, satu kesimpulan yang dapat ia ambil dari saya. Saya anak pintar (narsis mode ON. Tehehehe....).

Memang beruntung punya ayah Dosen di Unair, fakultas Ekonomi, manajemen keuangan. Ayah yang juga pintar, dari anak yatim miskin di Madiun, yang nggak bisa apa-apa hingga jadi dosen S3, di umurnya yang baru 45 tahun. Wah! Kurang bangga apa saya! Aku harus bisa melampauinya, juga!!! Ayah keren ini, menjadikanku anak yang kritis, suka bertanya, sehingga sedikit banyak saya tahu mengenai hal dibalik lumpur porong lapindo itu. Saya jadi tahu banyak hal yang belum diketahui anak seusia saya. Wah! Saya benar-benar super beruntung deh!

Tapi, bukan ini bagian paling beruntung yang kudapatkan hari Sabtu itu.... Beberapa saat kemudian, ada anak Chinese manis. Sepertinya terlambat, begitu masuk, langsung bingung mau cari tempat duduk. Nah, disebelah bapak-bapak tadi 'kan ada kursi kosong, tempat bapak itu menaruh tas dan sampah. Selain itu, karena tempat duduk itu disamping 'bapak-bapak', makanya nggak ada yang mau duduk di situ. Akhirnya, tempat kosong itu diisi sama anak Chinese tadi. Huehuehue.... jadi posisinya dari kiri, aku, bapak itu tadi, dan perempuan Chinese itu tadi.

"Bapak nanti ke Sidoarjo mau ngapain Pak?" Tanyaku setelah sebelumnya berbincang-bincang dan tahu bahwa rencana bapak itu selanjutnya adalah main ke Sidoarjo.

Ia mengeluarkan ponsel Nokia-nya. Kemudian menunjukkan pada saya bahwa ada beberapa tobolnya yang error. "Ini dek, mau memperbaiki ini. Nggak tahu kenapa ini, sering jatuh kali, yah..."

Aku tersenyum simpul, "Sony Ericsson saya malah masuk ke mesin cuci, pak. Ke puter... 'klotak-klotak-klotak' gitu...." Ujarku sambil tertawa. Eh... nggak cuman si bapak yang ikut ketawa, perempuan di sebelah kami tadi, ikut menoleh, dan ikutan ketawa.

"Hape saya yang ini, malah pernah masuk kloset. Untung langsung saya ambil, jadi nggak kenapa-kenapa...." Perempuan tadi ikutan nimbrung akhirnya. Hihihihi....

Ya sudah deh, akhirnya... selagi menunggu nomor undian, kami ngobrol macam-macam. Hingga akhirnya, Technical Meeting sesi pertama berakhir. Tapi, masih ada sesi kedua yang isinya penjelasan modul. Karena aku masih belum begitu paham dengan beberapa poin di modul tersebut, aku memutuskan untuk tetap tinggal. Sementara, perempuan dan bapak tadi sepertinya akan balik.

"Saya pamit dulu, yah dek....", Ujar si Bapak itu. Aku jawab dengan anggukan dan senyum.

"Kamu nggak balik? Sudah selesai loh....", tanya si cewek Chinese tadi.

"Nggak. Ini mau membicarakan mengenai modul. Ada beberapa poin di modul ini yang aku belum ngerti. Makanya, aku tetep tinggal....", Jawabku.

"Oooh... gitu. Aku balik dulu, yah....", ujarnya.

"Okay" Jawabku. Menjadi needy (merasa butuh) adalah hal yang tak boleh dilakukan. Seberapa pun inginnya aku untuk membuat cewek itu tinggal, tapi memintanya untuk tetap tinggal menunjukkan ke-needy-anku. Makanya, membiarkannya pergi adalah keputusan terbaik. Tapi, tentu saja saya masih main pikiran, donk. Huehuehue....

Pernah ngalamin 'kan? Ketika kita mau nelpon seseorang yang kita sayang... kita pikir terus... akhirnya, yang mau nelpon kita tadi malah nelpon kita. Itu namanya brain call. Kita bisa menyuruh seseorang atau dunia melakukan sesuatu untuk kita dengan perantara otak kita.

Eits, jangan anggap remeh otak, lho yah! Otak kita mengirimkan gelombang ke alam semesta, yang nantinya akan direspon oleh alam, dan menghasilkan hal yang kita inginkan. Hal ini berbanding lurus dengan keyakinan. Makanya, Tuhan ketika kita berdo'a, kita agar do'a kita terkabul, salah satu aspeknya adalah meyakini bahwa do'a kita akan dikabulkan oleh Allah SWT, bukan?

Tahu apa maksudnya?

Benar! Allah menyuruh kita untuk YAKIN terlebih dahulu, karena keyakinan akan menuntun alam semesta, untuk memenuhi kebutuhan kita! Itulah kenapa banyak orang yang yakin dan berpikiran positif benar-benar menjadi apa yang mereka ingini! Sementara orang-orang pesimis dan tak yakin akan kemampuan dirinya, menjadi pecundang di dunia ini. Hihihihi... ini semua hanyalah masalah otak dan keyakinan, bung!

Tapi... capek saya ngetiknya.... Saya teruskan di postingan mendatang aja deh. Cerita mendatang adalah puncak keseruannya. Huehuehue..... Keep stay tune!

P.S:Cewek Chinese yang tadi keluar dari ruangan, akhirnya balik, dan duduk di sampingku saat sesi kedua, loh... tentunya di cerita mendatang. Huehuehue.....


Suka dengan tulisan Syamsul Alam? Silahkan Langganan via E-mail biar nggak ketinggalan!

Mulai sekarang, AlamPintar akan update tiap EMPAT HARI sekali. Jika Anda terlalu sibuk untuk mampir, setidaknya pastikan untuk SELALU BACA artikel keren kami via email. Klik di sini untuk Langganan via E-mail!

Anda diperkenankan MENYALIN tulisan di AlamPintar.org selama menyebutkan SUMBER dan mencantumkan LINK menuju blog ini. Kerugian yang disebabkan karena anda secara salah mengikuti apa yang saya tulis di sini di luar tanggung jawab saya sebagai penulis.