Aku juga tidak sedang membahas acara TV!!!(1)

Ini mungkin info yang sudah agak usang... Tapi percaya deh! Kalau Alam yang nulis, bakalan jadi hal baru, karena Alam adalah pembaru... (Narsis masih boleh 'kan di Indonesia)

"Wuaaaahhh....................... hooaaaaahmmmmmm......... Jelek banget sih, acara TV-nya!!! Nggak bisa lebih ngebosenin lagi, ya?!!!"

Mungkin kita sering mendengar celotehan sejenis di atas, dari mulut kita sendiri... Penonton adalah penilai terjujur... Meskipun tidak profesional, ia mengungkapkan segalanya dari hatinya yang terdalam.

Pernah ingat AFI (Indosiar), Indonesian Idol (RCTI), dan KDI (TPI)? Televisi Indonesia menemukan sebuah terobosan baru. Yaitu, membuat program berbagai kontes dengan format reality show seperti di atas. Meskipun ini bukan barang baru di pertelevisian dunia, di Indonesia bolehlah... Ratingnya tinggi dan orang-orang yang sudi menonton pun banyak...

Bintang-bintang barupun mulai bermunculan. Contohnya Delon. Pemenang Indonesian Idol ini meroket namanya, bahkan sebelum ia menang. Selain menjadi penyanyi dan bintang iklan, ia juga bermain di layar lebar. Nasib yang sama, menimpa Siti KDI, dan para pemenang di AFI, yang terlalu melelahkan jika diketik semua namanya. Untuk setiap program di atas, audisi dilakukan di setiap kota di Indonesia. Yang ikut audisi pun ratusan ribu orang. Baik orang yang berbakat menyanyi ataupun pengangguran yang mengadu keberuntungannya.

Mereka rela menunggu antrian yang sampai berjam-jam, berlatih, dikarantina (atau apalah namanya), dan lain-lain... Mereka mempertaruhkan waktu produktif mereka, untuk terpilih oleh para juri, dan pergi ke Jakarta sebagai kontestan mewakili daerahnya. Mereka menggalang dana untuk penyelenggara acara (entah mereka sadari atau tidak), dan menggalang massa. Keberhasilan mereka ditentukan oleh pooling SMS penonton TV.

Saya awalnya suka-suka saja dengan acara seperti ini... Berempati bagi yang kalah atau tersingkir, melihat mereka bertanding, tangisan penonton, adalah salah satu hal baru bagi saya, dan itu cukup menarik. Tapi, terkadang saya juga merasa uneasy juga... Ketika melihat para remaja itu berpelukan ria di depan massa seperti itu... "Emang di Indonesia sudah biasa ya, pelukan antar lawan jenis seperti itu?" atau "Kira-kira, apa ya, yang dipikir orangtua para remaja itu?" dan "Apa pendapat para guru di sekolah, ya?" Adalah pertanyaan yang cukup rutin hinggap di hatiku. Tapi, lontaran itu segera berlalu... Saya rasa, saya sudah tahu jawabannya...

Kontes-kontes seperti inilah yang banyak orang sebut instan-isme. Jika dibandingkan dengan jaman dahulu yang sangat susah untuk menjadi bintang, jaman ini, orang dengan mudah menjadi bintang. Saya tak menyalahkan bintang-bintang instan-isme itu, karena hak setiap manusia untuk menjadi yang terbaik, dan pasti mereka benar-benar memiliki bakat, dan berlatih dengan sangat keras untuk mendapatkan 'bintang' tadi. Bedanya, jika dulu menjadi penyanyi tenar itu lama dan susah, sekarang jauh lebih mudah dan cepat. Sekarang, semua memang serba instan....

"I need speed!" Ujar Tom Cruise, dalam film Top Gun. Di jaman yang serba cepat ini, semua orang juga membutuhkan kecepatan. Istilahnya, siapa cepat ia dapat. Di jaman kompetisi yang sangat ketat seperti sekarang ini, teman sekelas anda akan menjadi kompetitor yang sanggup menggilas anda beberapa tahun mendatang, jika anda tak siap. Anda akan bersaing dengan mereka, entah untuk dapat masuk ke perguruan tinggi favorit, atau ketika anda mencari pekerjaan.

Karena jaman berubah, anda juga harus merubah cara berpikir anda. Tempo dulu namanya, jika menjadi PNS adalah pilihan terbaik. Jaminan hari tua memang menggiurkan, tapi hal itu saya rasa sudah tak bisa dipakai di jaman serba cepat ini. Jumlah instansi pemerintah di Indonesia terbatas, pekerjaan sebagai guru atau pegawai negeri (PNS), diincar, tak hanya oleh orang yang menganggur dan ingin menjadi PNS, tapi juga oleh pegawai yang sudah belasan tahun mengabdi, namun tak kunjung menjadi pegawai tetap.

Karena jaman semakin cepat, anda juga harus cepat belajar dan bertindak. Cepat mengambil keputusan dan cepat bangkit dari masalah juga merupakan salah satu kunci untuk berhasil. Bila tidak, maka kompetisi akan menggilas anda. Anda akan tergilas oleh junior yang pernah anda plonco ketika di sekolah dulu, atau oleh teman-teman anda. Jika anda tetap keras kepala, lelet, dan tak mau berubah, sepuluh atau lima belas tahun lagi, anda akan benar-benar menjadi pecundang.

Beberapa dari kita mungkin harus merubah cara berpikirnya mengenai pekerjaan. Kuno, jika yang kita sebut pekerjaan adalah jika kita melamar pekerjaan di perusahaan tertentu, kemudian kita lolos seleksi, dan bekerja. Berwiraswasta juga merupakan pekerjaan! Berwiraswasta bisa membuat kita sangat sukses jika kita tahu ilmunya. Ingat, kita harus terus berubah dan belajar. Kita perlu menjadi orang yang fleksibel dengan segala kondisi, berpikir cepat, dan pandai membaca situasi. Jika dirasa sudah tak mungkin untuk melamar pekerjaan, jangan keras kepala! Takdirmu bukan untuk menjadi karyawan atau pengangguran. Sudah saatnya kita membuka mata, bahwa ada banyak hal di dunia ini yang bisa kita lakukan. Berwiraswasta itu sulit? Tentu, jika tak tahu ilmunya. Mungkin anda gundah karena karier anda terlalu kecil pada awalnya? Tapi tak mengapa! Semuanya berawal dari hal-hal kecil dulu!

Direktur Utama yang mendirikan Maspion Group, dulunya adalah pemuda miskin yang sering keluar masuk pasar. Aa Gym, sebelum menjadi sekaya sekarang dan memiliki perusahaan MQ-nya, dirinya adalah penjual bakso di rumahnya. Dan hal kecil itu bukannya tak berarti! Itu semua ada artinya dan mereka menuainya sekarang. Mereka sukses karena mereka cepat membaca peluang, cepat berpikir, bertindak, dan berani mengambil resiko. Ingat, disuruh-suruh oleh Bos (baca: karyawan) mungkin bukan takdir kita. Jadi ambil jalan lain, pelajari ilmunya dari segala sumber yang ada, dan segeralah bertindak. Ilmumu tak ada artinya jika tak berguna dan hanya menjadi konsumsi otak.

Ini tak berhenti sampai disini, lho... ada banyak hal-hal lain dari pikiran saya yang mungkin menarik bagi Anda yang berjiwa mandiri dan entrepreneur...

Tentunya di seri selanjutnya dari, "Aku juga Tidak Sedang Membahas Acara TV!!!

Mulai sekarang, AlamPintar akan update tiap EMPAT HARI sekali. Jika Anda terlalu sibuk untuk mampir, setidaknya pastikan untuk SELALU BACA artikel keren kami via email. Klik di sini untuk Langganan via E-mail!

Anda diperkenankan MENYALIN tulisan di AlamPintar.org selama menyebutkan SUMBER dan mencantumkan LINK menuju blog ini. Kerugian yang disebabkan karena anda secara salah mengikuti apa yang saya tulis di sini di luar tanggung jawab saya sebagai penulis.